Tujuanku Menjadi Terkenal
Tujuanku Terkenal
Mau tanya aja dulu, bisa dijawab ya:
Apa tujuan kalian menulis/membaca?
Apa kalian ingin terkenal melalui dunia sastra? (contoh: Tere Liye untuk penulis, kalau pembaca saya kurang tahu, tapi monggo browsing di Youtube sama Instagram)
Buat apa sih ditanyakan? Ini ada hubungannya tentang bagaimana kalian menganggap tulisan/bacaan kalian sendiri. Kalau tujuan kalian masih berkutat di kesenangan kalian sendiri, berarti kalian tidak terpengaruh oleh situasi di luar apa yang kalian tulis/baca. Biasanya sih alasan ini bakal hilang seiring waktu, sayangnya. Kalau tujuan kalian mau pamor dari sastra, ini sedikit saran: JANGAN jadikan itu tujuan.
Fokus utama dari hari ini sebenarnya ada di bagian ketiga judul: Ketenaran. Pamor, terkenal, itu yang mulai menghantui banyak penulis maupun pembaca. Ah, masa sih pembaca bisa kebelet terkenal? Ada kok, cuma dibanding penulis gak sebegitu disorot.
Emang salah tujuan seperti itu? Gak, gak salah. Masalahnya satu aja sih, kalau sudah kebelet terkenal, semua cara bisa dihalalkan. Sastra itu adalah perkara hati, perkara keinginan nurani. Sastra itu menyuarakan isi hati kita. Selain itu, karena kita generasi instan, akan mudah putus asa begitu sedikit saja gagal.
“TAPI KAK, KAMI TETAP PENGEN TERKENAL.”
Ah, kebal emang wkwkwk. Sip, orang terkenal harus tahan dihasut. Oh, tahan banting juga. Masih ada yang tetap mau terkenal? Kita lanjut ke ngesiasatin karya kita biar bisa dilihat sama pasar. Ini bisa semua usia kok, bukan sesuatu yang eksklusif.
Satu pesan ya buat yang pengen terkenal: JANGAN BERPIKIR TERKENAL ITU INSTAN. INGAT, MIE INSTAN AJA PERLU DIMASAK DULU. Dan berikutnya, daripada tujuan, mending jadi batu lonjakan, biar kalau gak dapat pun gak sakit.
Komentar
Posting Komentar
Silakan berkomentar!
Posting Iklan Promosi (kecuali promosi blog) tanpa komentar ke subjek akan dihapus.