Kiat-Kiat Menulis
Assalamu’alaikum.
Selamat malam. Sebelumnya terima kasih telah diberikan kesempatan ini. Hari ini, saya akan membawakan materi tentang kiat-kiat menulis.
Mungkin, materi ini sudah terbilang umum. Aku sendiri yakin, teman-teman di sini mungkin ada yang sudah mendengar beberapa variasi dari kiat-kiat untuk mulai menulis. Jadi, malam ini saya akan lebih berfokus untuk kiat-kiat menulis dari pengalaman saya sendiri sebagai penulis.
Untuk penulis yang memulai, tentu menulis mahakarya adalah impian besar ya? Untuk memulai sebuah mahakarya, maka kita harus mengerjakan PR utama kita: menulis mahakarya tersebut. Maka, hal pertama yang akan saya sarankan pada seorang penulis pemula yang masih ragu selalu satu: MULAI TULISKAN KATA PERTAMA MAHAKARYA ITU.
Jangan terlalu memikirkan dulu hal-hal horor seperti karya ditolak oleh orang, pencurian ide, plagiat, dan sebagainya. FOKUS PADA MEMULAI DULU. Banyak penulis yang sudah terlalu jauh berpikir hal-hal yang masih di luar jangkauan dirinya. Seharusnya, kita berfokus pada menuliskan karya kita dulu.
Sekarang, kita berfokus pada memulai mahakarya kita ya. Abaikan semua hasutan negatif yang akan membuat kalian ragu. Sekarang kita masuk ke kata pertama yang harus kita masukkan ke dalam naskah kita.
Pernah nonton Spongebob episode menulis esai? Menurut saya, memulai karya selalu sama dengan hal ini. Kalimat pertama yang kita torehkan pada karya akan sangat berdampak pada nasib karya tersebut, dan ini salah satu hal yang membuat penulis bingung memulai karyanya dengan apa.
Aku sendiri tidak akan memaksakan kalian untuk mengikuti saran berikut. Hanya saja, ada beberapa awalan yang dapat memancing pembaca untuk melanjutkan.
1. Mulailah dengan bertanya. Saya mengutip naskah Banin SN yang terkenal, yaitu Pendekar Benua Timur:
“Apa jadinya jika bumi …”
Ini membuka cerita langsung ke benak pembaca untuk ikut berpikir. Dengan begitu, mereka tidak akan tenang sebelum lanjut membaca.
2. Mulai dengan sebuah kata pemancing. Kata pemancing ini biasanya dari potongan dialog atau potongan peristiwa. Contoh:
a. "Hentikan ini kak!" teriak wanita itu.
b. Darah
memenuhi ruangan itu.
Dua ini yang saya perhatikan cukup efektif. Menjabarkan sebuah peristiwa yang bersifat menarik atau memancing rasa penasaran juga bisa, dan masuk ke opsi kedua.
Mohon dengan sangat JANGAN memulai naskah dengan karakter utama bangun pagi. TOLONG, MOHON BANGET. Ada banyak alasan untuk tidak memulai naskah dengan potongan itu.
Setelah kita memulai naskah kita. Bagaimana kita bisa membuat penulis terus bertahan di naskah kita? Katakan kita sudah dapat perhatian mereka, now what?
Banyak ilmu kepenulisan menyebar dalam hal ini, tapi saya akan keluarkan 1 saja dulu yang menurut saya sangat berdampak terhadap rasa menarik pembaca: cliffhanger (saya suka menyebutnya cliff f hanger, karena sebagai pembaca ini SANGAT MEMAKSA UNTUK LANJUT).
Apa itu cliffhanger? Kalian gak harus buat satu bab berisi ribuan kata, yang penting AKHIRI SETIAP BAB DI MOMEN PENTING: Bocoran karakter baru (tapi identitas dirahasiakan), ada rahasia terbongkar (tapi stop tepat saat akan dibongkar), saat ledakan (kalau aksi), dan seterusnya. Buat pembaca INGIN TAHU APA YANG TERJADI DI BAB SELANJUTNYA. Ini akan membuat pembaca terus mengikuti, bahkan meski tulisan kita bisa dibilang nggak ‘wah-wah’ banget.
Setelah itu, write daily, write diligently. Rilis dengan waktu yang konsisten. Tidak wajib panjang-panjang, selama selalu berakhir dengan hal-hal yang membuat pembaca penasaran. Ada banyak yang berhasil dengan membuat pembacanya penasaran kelanjutan cerita mereka.
Jika ide awal kalian sudah mulai buntu, eksplorasi. Jangan ragu untuk memperluas naskah kalian jika menurut kalian bagus untuk terus dilanjutkan. Jujur saja, novel dengan ribuan bab saja bisa dibaca habis kok. Jangan ragu untuk terus mengembangkan naskah kita selama kita masih senang menulis naskah itu.
Demikian. Kurang lebihnya mohon maaf. Terima kasih.
Komentar
Posting Komentar
Silakan berkomentar!
Posting Iklan Promosi (kecuali promosi blog) tanpa komentar ke subjek akan dihapus.