SAAT NILAI DIPERTUAN

Inilah kemilau negeri yang dipertuankan. Disinilah mahakarya Tuhan disajikan. Secuil tanah yang jatuh dari surga, dengan segala berkah dan rahmat-Nya melimpah ruah.

Sajian yang membuat mata terpana, mulut terdiam dan hati takjub. Mahakarya yang membuat dunia berpusar ke arahnya, menjadikannya tanah impian setiap ihsan yang ada.

Namun, tak seindah itu negeri yang diidam ihsan. Saat nilai menjadi tuan penentu nasib, terciptalah darah pendidikan yang semu.

Akhlaq ditinggalkan, uang dan angka dipertuan. Tahta ambil segala tanpa pandang asal. Di negeri yang konon hiasan membentang sepanjangnya itu nestapa terlihat membentang.

Uang, uang dan uang. Itulah penggeraknya. Demokrasinya adalah omong kosong. Kejujuran adalah mimpi yang dibuat nyata. Dan ihsannya... Ihsannya hanya mengenal angka. Angka yang ditoreh pada selembar kertas.

Semua ditentukan angka. Untuk beranjak ke tingkat berikutnya, ditentukan oleh angka. Semua hanyalah angka pada selembar kertas yang menentukan nasib.

Saat angka itu mengantar pada pusara pemerintahan, maka lupakan rakyat jelata. Tidak tahulah mereka akan atap negeri, kecuali hanya serpihan debunya.

Saat angka itu mengantar pada pusara usaha, maka saling jatuhlah yang tercipta. Tidak ada rasa kesatuan, tidak ada rasa persatuan.

Semua berjalan keji di bawah samarnya rembulan. Karena angkalah yang dipertuan, bukan moral yang dihargakan.




Muhammad Daffa Abiyyu Rahman

2916100010

Komentar

Postingan populer dari blog ini

[HOAX] Pesan Juru Kunci

Daftar Enzim Pencernaan, Letak dan Fungsi

Typeform : Membuat Formulir dengan Mudah!