Rangkuman Telephony Dasar Sistem Telekomunikasi

Nama : Muhammad Daffa Abiyyu Rahman
NRP : 2916100010
            Alhamdulillah, dengan setiap hari yang berlalu, ilmu yang saya dapatkan semakin bertambah. Kali ini, ilmu yang telah saya pelajari adalah Telephony untuk mata kuliah Dasar Sistem Telekomunikasi dan Lab. Pembelajaran Telephony sendiri mencakup sejarahnya, komponen pesawat telepon, proses pemanggilan telepon, sistem dialing, sentral PSTN, dan aturan penomoran.
            Secara sederhana, model sistem telekomunikasi meliputi pengirim, media transmisi dan penerima. Aplikasi dari model ini terdapat pada telepon, dimana dua telepon lokal dihubungkan dengan sentral telepon memakai kabel tembaga.
            Pesawat telepon pertama ditemukan oleh Alexander Graham Bell pada tahun 1876. Meskipun Elisha Gray juga menemukan pada tahun yang sama, hak paten didapatkan Alexander Graham Bell.
            Spektrum suara telepon adalah 300-3400 Hz. Rentang keseluruhan adalah 4kHz, namun rentang yang tidak dipakai dalam spektrum suara adalah untuk mengeliminasi noise.
            Komponen pesawat telepon terdiri atas catu daya (lokal atau sentral), receiver, hand set, transmitter, hook switch, dial pad dan kabel ke sentral. Pada kondisi on-hook, saluran pelanggan akan menghasilkan open loop sehingga tidak ada arus yang dihasilkan dan hal sebaliknya terjadi saat off-hook. Untuk komponen transmitter, menggunakan diafragma yang merespons terhadap getaran suara dan air pressure yang dapat mengubah suara menjadi listrik. Untuk receiver, perubahan arus percakapan akan mengubah medan magnet yang bereaksi dengan medan magnet tetap sehingga diafragma bergetar.
            Pemanggilan telepon dibagi menjadi dua ; pulse dialing dan tone dialing. Pulse dialing bekerja dengan membangkitkan pulsa dengan sistem putus-sambung saluran pelanggan sehingga prosesnya lambat. Tone dialing menggunakan metode frekuensi ganda untuk setiap nomor.
            Proses panggilan telepon menggunakan signaling. Semua sinyal yang diperlukan untuk melakukan panggilan dan menikmati layanan lain yang ditawarkan penyelenggara jaringan teleponi didapatkan dengan signaling. Ada teknologi transmisi untuk transfer sinyal. Untuk persyaratan singaling, transfer informasi harus andal, bebas noise dan setup cepat. Pengaruh signaling adalah waktu tunggu dial tone, waktu melakukan dialing, dan waktu transfer informasi. Secara sederhana, proses panggilan telepon adalah on-hook, off-hook, dialing, switching, ringing dan akhirnya talking.
            Sentral PTSN dibuat untuk menyederhanakan permasalahan semakin banyaknya telepon yang harus disambungkan. Salah satu fungsinya adalah untuk pemusatan catu daya menghadapi kondisi listrik padam atau catu daya lokal habis. Secara keseluruhan, fungsi sentral adalah BORSCHT :
1.      Battery Feed = memberi suplai catu daya
2.      Overvoltage Protection = penangkalan petir
3.      Ringing = membangkitkan arus ringing ke pelanggan yang dituju
4.      Supervision = mendeteksi off-hook
5.      Codec = ADC/CAD
6.      Hybrid = konversi kawat 2 ke 4 atau sebaliknya
7.      Test
Sejarah sentral dimulai dari sentral manual, Strowger exchange (Almond Brown Strowger), cross-bar exchange, SPC exchange dan digital exchange.
      Untuk alasan ekonomis dan efisiensi, maka diperlukan sebuah hirarki sentral. Pertimbangannya adalah ekonomi dan batasan, yaitu biaya dengan batasan sinyal DC dan redaman. Sinyal DC digunakan pada saluran pelanggan misalnya untuk mengirimkan sinyal off-hook atau pulse dialing dimana sejumlah arus tertentu diperlukan untuk dapat melaksanakannya dan sentral harus dirancang agar dapat mengalirkan arus tersebut. Arus minimum yang diperlukan terminal telepon agar dapat berfungsi ikut memberi andil dalam tahanan DC total dari saluran pelanggan. Batas redaman berasal dari respons AC saluran pelanggan dimana kualitas penerimaan bergantung pada kualitas redaman dan bersifat subjektif. Standar internasionalnya adalah CRE oleh ITU-T. Ada kasus khusus dimana diperlukan hal-hal tak lazim seperti catu daya lebih, kabel besar dan sebagainya yang seringkali terjadi pada lokasi yang jauh melebihi jarak maksimal dari sentral.
            Aturan penomoran dibuat untuk memberi identitas unik bagi setiap pelanggan. Detailnya ada di Keputusan Kementrian Perhubungan No. KM.4.2001. Di Indonesia ada 2 penomoran : Jaringan dan Pelayanan Telekomunikasi Umum (Rekomendasi ITU-T E.164), dan Jaringan Data Umum (Rekomendasi ITU-T X.121). Hirarki penomoran berdasarkan ITU-T E.164 :
1.      Nomor Internasional (15 digit), terdiri atas kode negara + nomor nasional
2.      Nomor Nasional : kode tujuan nasional + nomor pelanggan
Studi kasus di Indonesia menunjukkan bahwa Indonesia memiliki 2 kode digit negara (62) sehingga memiliki sisa 13 digit nomor nasional.
Kode tujuan nasional (NDC) terdiri atas kode wilayah, kode akses jaringan dan kode akses pelayanan.
Hierarki nomor PTSN adalah sebagai berikut :
1.      Tingkat Lokal : Nomor Pelanggan
2.      Tingkat Nasional : NDC (Wilayah) + Nomor Pelanggan
3.      Tingkat Internasional : Kode Negara + NDC (Wilayah) + Nomor Pelanggan
Hierarki nomor telepon bergerak adalah sebagai berikut :
1.      Tingkat Nasional : NDC (Akses Jaringan) + Nomor Pelanggan

2.      Tingkat Internasional : Kode Negara + NDC (Akses Jaringan) + Nomor Pelanggan

Komentar

Postingan populer dari blog ini

[HOAX] Pesan Juru Kunci

Daftar Enzim Pencernaan, Letak dan Fungsi

Typeform : Membuat Formulir dengan Mudah!