Just Wash the Pains Away

Melelahkan. Iya, semua ini melelahkan. Betapa aku membenci drama yang ku ciptakan dengan tanganku sendiri. Lucu hingga aku ingin tertawa, tertawa pahit bersama kesepian.

Kesendirian telah menjadi sebuah rasa sakit. Semua hanya berisi penyesalan. Melalui harapan dalam kata terucap dalam hati dan bibir dengan lemah, namun semua itu ilusi.

Tidak akan ada lagi cerita yang sama. Semua berubah sesuai waktunya. Melelahkan, iya. Namun, aku tetap harus bertahan. Ini tidaklah seberapa.

Biarlah, aku akan tetap bertahan. Biar rasa sakit ini terus berada. Biar rasa pahit ini diserap tubuh. Suatu hari nanti, semua ini akan kembali untuk menjelaskan, bahwasanya seperti inilah hidup. Pahit dan manis, dua rasa yang silih berganti.

Hahaha, ingin rasanya tertawa puas seperti Oda Nobunaga dari Owari, tapi hati seperti dibawa ke dalam jurang serba salah seorang Azai Nagamasa dari Omi. Membuat keputusan pahit melawan orang yang berharga seperti Oichi, lalu berjuang menuju kebangkitan yang besar seperti Tokugawa Ieyasu. Entahlah, tapi meragukan akhir ceritanya, seperti Ishida Mitsunari yang kalah dalam perang pergantian masa, tragis.

Entahlah...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

[HOAX] Pesan Juru Kunci

Daftar Enzim Pencernaan, Letak dan Fungsi

Typeform : Membuat Formulir dengan Mudah!